- ella fitzgerald
Dan sunyi pecah
seperti bisul
merah,
kemudian larutlah aduh
kemudian larutlah aduh
dalam gelas-gelas
kopi
yang kelar
diseduh.
Ritme ini begitu
cepat,
sedikit yang
kutangkap:
Hanya denging
klakson,
teriakan
harga-harga,
rintih dari rahim
ibu
tertelan dengung
waktu.
Tapi mungkin
setiap pagi
seperti sebuah
birokrasi:
diri dan jiwa termangu,
pasrah—tak
kuasa menagih
hidup yang ajek
menunggu.
Sisakan lidah dan
desis
teringat mula
hasut dunia,
sebuah kekal yang
nyaris.
Adakah jauh di ujung sana
damai yang
artikulatif?
misalkan kicau
burung-burung
adalah petang
sebuah bahasa.
Solo, 2014
No comments:
Post a Comment