kanan kiriku gunung batu
bukit yang memeluk bumi erat
matahari tersengal ke barat
tempat sebenggol khianat dikerat
ketakutanku berkubu-kubu
bersemayam ketidakberdayaan
gentar, sewarna ungu tua
gemetar, semerah bata
di kayu salib, mahkotaku diludahi
di kayu salib, nyawaku disudahi
Bapa, Bapa
luka ini berapa rupa?
sebagaimana tubuh yang membiru
darahku didapuk sebagai pembaharu
sebagaimana dagingku terkelupas
tiadaku dianggap sebagai pembebas
ragaku gugup, ruhku tergagap
dalam rencana Bapa yang penuh gegap
aku mengampuni setiap engkau
yang dengan sengaja mengumpanku
aku tetap mengamini doa engkau
yang masih enggan mengimaniku
2011
*) puisi yang tahun lalu dibacakan untuk perayaah Paskah sebuah gereja.
Ini keren!!! :'O
ReplyDeleteTetaplah berkreasi, kak. Biar bagi banyak orang di luar sana, karyamu senantiasa menjadi inspirasi serta motivasi. :")
aku mengampuni setiap engkau
ReplyDeleteyang dengan sengaja mengumpanku
aku tetap mengamini doa engkau
yang masih enggan mengimaniku
manis sekali! how glorious our Lord! ♥
to estipilami: pasti, Esti. Terima kasih banyak.
ReplyDeleteto Sitoresmi: i feel you. ;)