tubuhku dari sisa sampah dapur
bibirku licin, pecahan porselin
kau bisa menemukanku di halaman
atau pada liur anjing liar yang lapar
aku tak pernah diberi pilihan, tuan
pembantu baru mencerai-beraikan
meniadakan aku sesuka hatinya
bersama terbakarnya dedaun kering
doa-doaku hanya muatan kesakitan
gaungnya bertandang ke telinga surau
yang ikut meratapi laku penduduknya
beri aku pilihan sekali ini saja, tuan
usahakan daur ulang tubuhku, puan
siapa tahu aku bisa jadi pernak-pernik
kekasihmu, yang mencintai tanah renta
Semarang, 2012
No comments:
Post a Comment