ia tinggi, menjulang bak cemara cukup usia
derap langkah tak berirama, seperti ada yang menahan tumitnya
rambutnya yang panjang dan keperakan dibelai angin
kadangkala menarik perhatian burung hutan untuk membuat sarang
sepetak tanah taman dipilih sebagai tempatnya berteduh
sesekali ia memiringkan kepala sambil mengorek telinga
pasir berjatuhan dari sana hingga menguburnya setengah badan
seperti ada yang hendak dikembalikan oleh ingatan
hingga tak sadar bahwa sepasang matanya mulai berawan
ia, lelaki dengan badai di kepala
dengan gemuruh yang turut serta merenggut nyawa ibunya
yang sempat begitu hangat ketika mencium kening kekasihnya
sebelum lehernya mengeras, dan menjadikannya bebas bak laut lepas
hingga menikam segala yang dicintai
dengan bebas
sekali tebas
naas
(2011)
No comments:
Post a Comment